Tuesday, June 19, 2018

Proses bersalin Sectio Caesarian

Ditaksir tgl 13 jan 2018 istilahnya HTP- hari taksir persalinan. ternyata sudah dinanti2 tp belum lahir jua. masih keukeuh ingin normal krn abangnya lahir normal spontan. 14 januari 2018 coba dikonsultasikn ke dokter obgyn. dokter meminta agar dilakukan pemeriksaan rekam jantung setelah melihat hasil usg yg katanya bayinya besar, air ketuban sudah mulai berkurang. tp kali ni dokter masih menawarkan induksi via infus kar3na hasil rekam jantung bayinya bagus. so tgl 15 januari 2018 disuruh datang utk dirawat. saya segera menghubungi suami yang bekerja diluar kota utk segera datang karena saya sudah mau lahiran dan harus dirawat.

Siang hari hubungi petugas utk mencari kamar. Karena memanfaatkan bpjs, sy coba cari kamar sesuai kelas yang saya dapatkan, yakni kelas 1. tapi kamar semua penuh.mau naik kelas vip juga penuh. turun kelas 2 penuh. ditawarkan untuk kelas 3. mau ga mau, saya akhirnya terima untuk turun kelas 3. sekitar pukul.03 sore telah dapat kamar, sesampai di kamar perawatan, perawat langsung menginfus dan memasukkan obat induksinya. di kamar perawatan kelas 3 kapasitas utk 5 orang. tapi disana masih berisi 2 pasien dan baru dioperasi jg  jadi ada bayi juga dikamar kami ini. ga berapa lama kemudian sudah datang suami untuk mendampingi.

Selama diinduksi dari rasa mules yang ringan, sampe lumayan sakit kok sepertinya tidak ada progress bayi mau keluar. hanya rasa mules aja.
perawat mem-VT (Vagina touching) masih bukaan 4. walo kontraksinya sering dan sakitnya lumayan, ga menyurutkan semangatku untuk berjalan2, jongkok bediri jongkok agar merangsang bayi turun.

Malam pun telah larut, sy ga ada rasa ngantuk. bukan karena sakit, tapi karena ingin terus bergerak berjalan mondar mandir supaya bayinya turun.
pkl.03.00 dini hari perawat dan bidan2 berdatangan untuk memandikan bayi2 teman sekamar yg baru lahir. wah kamar jadi ramai. Benar2 ga jadi ngantuk.  kita pun jg disuruh mandi walau dengan infusan.

Menunggu pagi sy sudah mulai kuatir kok setelah di VT ga ada progress bayi turun, tetap di bukaan 4 kata bidan yg datang periksa.  sy juga memeriksakan pedarahan dijalan lahir, kok hanya lendir kayak flek yg sy rasa. bukan banyak darah seperti pengalaman saya saat melahirkan anak pertama. Bidan mengatakan sambil menunggu dokter visit pagi hari, saya terus diminta jalan2. ga lama kemudian datang bidan lagi utk coba rekam jantung ulang.  sepertinya ada yg berbeda hasil rekam jantung pagi ini dibanding dengan pemeriksaan rekam jantung kemaren.

Pagi pun datang, dokter obgyn akhirnya visit. dia bilang "ibu harus operasi ya".ditanya juga apa ada makan 8 jam terakhir. sy bilang dini hari ada makan sesobek roti. baiklah kalo hanya sedikit bisa langsung operasi pagi ini. sy coba bargaining dgn dokternya apa ga coba nunggu lg. saya kuat kok nahan sakit kontraksinya. masih berharap ingin lahir normal. "ini cito (kondisi mendesak) karena hasil rekam jantungnya kurang bagus. takut beresiko dengan bayinya ",begitu jawab dokternya.

Pupus rasanya hati ini yang berharap ingin lahiran normal. saya akhirnya pasrah untuk di operasi. Perawat segera mempersiapkan saya. persiapan yang menyakitkan datang, sqya harus pasang kateter. aduh rasanya ampun. Suami juga ikut mengantar ke pintu operasi. sedih juga saat anak pertama, persalinan sy normal tp suami ga bisa mendampingi karena proses spontan  jadi dia ga bisa tiba2 datang.dia harus permisi dulu dengan bos nya. untuk persalinan kedua ini, suami juga tetap ga bisa disamping sy menunggu proses persalinan sectio caesarean yang memang dilarang.

sendiri saya masuk ke kamar operasi. Detik2 memasuki kamar operasi, rasa sakit kontraksi efek induksi tadi baru kerasa sakitnya minta ampun. mungkin karena saya tegang.
sembari menunggu dianastesi (bius), saya terus berdoa minta pertolongan Tuhan semoga lancar
semuanya.

anastesi sudah dilakukan secara epidural, hanya bius sebagian. saya menggigil di kamar operasi. sangat dingin. memang saya ga merasakan sakit, tapi proses bedahnya saya coba menyimak dengan berkonsentrasi. sy tidak mau memandang ke arah penutup stenlis dengan kain di hadapan saya, karena sepintas stenlis itu dapat memantulkan kegiatan dokter membedah perut saya.

Ga berapa lama kemudian, perut saya ditekan sekali dan dokter mengeluarkan bayi dari perut saya. bayi sayapun menangis. mendengar tangisan bayi saya, tiba2 saya jadi menangis seunggukan. Ya Tuhan ini rasanya perjuangàn seorang wanita. sambil sy berdoa menaikkan syukur karena Tuhan pimpin proses persalinan sy dan anak sy  boleh lahir sehat sempurna.  makin banjir air mata saya saat perawat mengantar bayi saya kehadapan sy untuk diberi ciuman pertama saya untuknya.

selesai semua proses operasi, saya diantar ke kamar perawatan dan bertemu dengan suami saya. dia sudah melihat bayi kami yang lucu sembari mengurus adminstrasi kelahiran bayi di kamar perawatan bayi. Dalam dokumen bayi kami tertera bayi kami lahir tanggal 17 januari 2018 pkl.09.50; BBL: 3450 GR; PB: 50 CM.

Sembari menunggu bayi kami diantar ke kamar, kami mendiskusikan nama bayi kami, saya memang sudah mencari nama2 bayi perempyan selama hamil dan akhirnya diputuskan nama bayi kami adalah "SANARAH MIRACLE LUBIS".
Sanarah dari bahasa Ibrani berarti diberkati Tuhan, Miracle dari bahasa Inggris berarti keajaiban dan Lubis adalah marga dari suami. jadi arti keseluruhannya adalah Boru Lubis yang diberkati Tuhan dan terus dipenuhi keajaiban2 dalam menjalani hidupnya.